Sabtu, 04 Februari 2012

Bang, bill-nya..??!

Hari ini suram sekali pemirsa (serasa lagi nonton bola ya -_-)

Tadi sore itu aku "KESEL" sekali. Bayangin aja gimana rasanya ditipu mentah-mentah, kyk mkan daging mentah gmna rasanya? -_-' begitulah.

Dari siang tadi ceritanya aku bersama beberapa teman buat tugas di salah satu warkop ternama, ya namanya juga butuh koneksi, hoho
setelah makan dan minum dan tugas setengah jadi, -_-"
kami pun memutuskan untuk pulang karna uda sakit kepala (hahaha buntu gak tau buat apa lagi).

nah ini dia, saat mau bayar,"bang, minta bill-nya dong, kataku", lima menit kemudian abg itu pun kembali dan langsung bilang "semuanya 80ribu dek", "mana bill-nya bang?", "gak ada bill-nya dek" sahut si abang. yaudah aku serahin terus duit 80ribu, dengan melihat ekspresi kawan-kawan yang lain juga terbengong-bengong. wkwkkw (dalam hati, makan apa ya kita tadi? kok mahal banget) :D

karena kami merasa anak terpelajar, masih sempatnya mikir kalau itu gak logis. Langsung aja menghampiri meja kasir, dan nanyak sama kakak kasir yang cantik, "kak, boleh minta bill-nya yang dimeja itu?", nah si kakak langsung nyerahin bill-nya.

wah, bentuk muka uda pada berubah semua, (eh, air muka maksudnya sodara-sodara), karna melihat bill jumlahnya gak sebanyak tadi. kami pun menuntut sama kakak kasir dan menceritakan kronologinya.

si abang pun dicari kemana ntah kemana tiba-tiba menghilang -_-". yang mengharuskan kami menunggu lagi disitu (padahal kasur dirumah sudah mengaung karna kangennya).

lama menunggu, akirnya abang yang ditunggu akirnya muncul, kemudian terjadilah sedikit cek-cok antara abang dan kakak kasir, dan kami sebagai pendengar budimannya. Alih berdalih, setelah mengelak ini itu si abang mengembalikan duit kami yang digelapkan. kemudian kami berlalu dan pulang.

Kejadian kayak gini udah dua kali aku alami di sini, ditempat yang sama dan sekaligus bersama abang yang sama pula. Bukan jumlah berapa banyak uang yang digelapkannya, tapi pelayanan yang membuat kenyamanan konsumen akan terusik. "APALAH ARTI SEBUAH KEJUJURAN".

0 komentar:

Posting Komentar