Kamis, 15 Maret 2012

CSS3

CSS (Cascading Style Sheets) Merupakan salah satu bahasa pemograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. Sama halnya style dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya, untuk dapat digunakan bersama-sama dalam beberapa berkas(file). Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.

CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh ada teks, warna table, ukuran border, warna border, warna Hyperlink, warna mouse over, spasi antar paraghraph, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah dan parameter lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS mmemungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.


Versi CSS

Sampai saat ini tedapat 3 versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, sedangkan CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan diprinter. Selain itu CSS mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf (font), tampilan pada table (table layout) dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang kedua diharapkan lebih baik dari versi pertama. CSS3 dibagi menjadi beberapa dokumen yang terpisah yang disebut "modul". Setiap modul menambahkan kemampuan fitur baru atau memperpanjang didefinisikan dalam CSS2, dan lebih menjaga kompatibilitas.

CSS3 Merupakan versi CSS terbaru yang masih dikembangkan oleh W3C. Namun beberapa web browser sudah mendukung CSS3. CSS2 didukung seutuhnya oleh CSS3 dan tidak ada perubahan, hanya ada beberapa penambahan, sehingga ketika bermigrasi dari CSS2 ke CSS3, tidak perlu mengubah apapun.

Apa Saja Fitur Baru di CSS3 ?
CSS3 memiliki beberapa fitur baru seperti :


  • Animasi, sehingga pembuatan animasi tidak memerlukan program sejenis Adobe Flash dan Microsoft Silverlight.
  • Beberapa efek teks, seperti teks berbayang, kolom koran, dan "word-wrap".
  • Jenis huruf eksternal, sehingga dapat menggunakan huruf yang tidak termasuk "web-safe fonts".
  • Beberapa efek pada kotak, seperti kotak yang ukurannya dapat diubah-ubah, transformasi 2 dimensi dan 3 dimensi, sudut-sudut yang tumpul dan bayangan.

Cara Penulisan CSS
Saat masuk pada bagian CSS, sering dijumpai kode sebagai berikut :

hi {
 color: #0789de;
}

Bagian pertama sebelum tanda '{}" digunakan selector, sedangkan yang diapit oleh '{}' disebut declaration yang terdiri dari dua unsur, yaitu property dan value. Selector dalam pernyataan diatas adalah h1,sedangkan color adalah property, dan #0789de adalah value.

Selain itu ada tiga metode penulisan CSS atribut, yaitu :

Inline Style Sheet  
CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang bersangkutan. Cara penulisannya cukup dengan menambahkan atribut style = "..." dalam tag HTML tersebut. Style hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan, dan tidak akan mempengaruhi tag HTML yang lain.

Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet :
<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline</title>
</head>
<body bgcolor="#FFFFFF">
<p id="cth1">
Ini adalah contoh tag P tanpa diformat menggunakan CSS </p>

<p id="cth2" style="font-size:20pt">
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point </p>
<p id="cth3" style="font-size:14pt; color:red">
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah </p>
</body>
</html>


Embedded Style Sheet
CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag <style> ... </style> diatas tag <body>. Pada pendefinisian ini disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan.
Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style Sheet :


<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embedded/title>
</head>
<style>
body {background#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>
<body>
<h1 id="cth1">Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!</h1>
<p id="cth2"> Tag P ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch </p>
<p id="cth3"> Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan  warna background biru </p>
</body>
</html>


Linked Style Sheet
Metode ini hampir sama dengan metode Embedded Style Sheet, hanya saja pendefinisian tag <style> … </style> dibuat pada berkas terpisah dari berkas HTML yang membutuhkan CSS.Kemudian berkas lain tersebut disimpan dalam format .css. Pada berkas HTML yang akan menggunakan berkas CSS, harus dibuat tag <link> yang dituliskan di antara tag <head> … </head>. Contoh (simpan dengan nama contoh.css) :
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
</style>

Sifat CSS
Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal. Jika internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman website yang akan didesain.Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu. Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus.Nanti, cukup gunakan semacam tautan-link menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut.

Contoh Berkas CSS
<html>
<head>
<style type=”text/css”>
body
{
background-color:#d0e4fe;
}
h1
{
color:orange;
text-align:center;
}
p
{
font-family:”Times New Roman”;
font-size:20px;
}
</style>
</head>
<body>
<h1>CSS example!</h1>
<p>This is a paragraph.</p>
</body>
</html>

0 komentar:

Posting Komentar